Selasa, 18 November 2014

Mengelola Bumi Tuhan



إن الحمد لله، نحمده، ونستعينه، ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضل له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، صلى الله عليه، وعلى آله وصحبه، وسلم تسليما كثيرا. اما بعد.اتقوا الله ما استطتم فقد فاز المتقون, اعوذ بالله من الشيطان الرجيم: وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِفَتَاهُ لَا أَبْرَحُ حَتَّى أَبْلُغَ مَجْمَعَ الْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِيَ حُقُباً . ,صدق الله العظيم.
            Bahwa salah satu tugas khalifah yaitu me-manage bumi, manusia oleh Allah di tunjuk sebagai khalifah ini tidak berbekal spiritual melainkan berbekal Ilmu, hal ini tergambar ketika Allah SWT. Menyampaikan program dihadapan makhluk langit (sekawanan malaikat) “ bahwa Allah SWT. Akan menciptakan khalifah di muka bumi”  justru makhluk langitlah  yang pertama kali protes dan demo sedemikian pedas  dengan memprogandakan hal yang paling negative (makhluk itu pasti suka merusak dan suka menumpahkan darah) dan  dengan PEDEnya para malaikat mengatakan dirinya makhluk yang paling suci dan menyatakan dirinya makhluk yang selalu bertasbih kepada alllah, sebuah alasan yang sangat logis, tetapi hal tersebut hanya di pahami oleh logika malaikat bukan logika tuhan. Apa jawab Alllah, ketika melihat demo makhluknya ini, protes dari orang yang tidak level tidak perlu dijawab dengan logika mereka cukup di pinggirkan saja, kamu itu tau apa? (inni a’lamu mala ta’lamun).
            Ternyata Adam di tunjuk sebagai khalifah untuk mengelola bumi (Al-ard) bukan mengelola langit (As-Sama’). Maka Allah memberi tahukan bahwa untuk mengelola bumi bukan dengan tahmid, taqdis, tasbih apalagi di istighosahin, jadi yang di perlukan untuk memenage bumi adalah ilmu, maka allah memberikan ilmu terlebih dahulu kepada nabi adam (wa a’llama aadamal al-asma’) itu memberi indikasi bahwa siapapun yang merasa adak Adam yang sudah dibumi mau tidak mau harus menuntut ilmu, karena kita bukan tinggal di langit .
            Selanjutnya seberapa perolehan kita terhadap ilmu tersebut ? itu di serahkan kepada kemampuan masing-masing. Jadi justru dengan ilmu inilah bumi menjadi maju bukan dengan wiridan, tapi sekali lagi ini hanya khusus pengelolaan. Akhirnya  sekawanan malaikat  itu sujud tunduk terhadap nabi adam setelah di tes oleh Allah dan dia tidak bisa menjawabnya dan  (maaf) adam bisa karena soal dan jawabanan sudah di bocorkan terlebih dahulu, dan itu wewenang tuhan. 
            Yang perlu digaris bawahi ketika adam mengalami problemnya sendiri, dideportasi dari surga, ilmunya tidak bisa mengatasi problem yang beliau di hadapi, adam di beri ilmu yang kedua yaitu bagaimana cara bertaubat (fatalaqqo adamu min robbihi kalimatin fataba alaihi) hal tersebut memberi indikasi bahwa sebuah pendidikan tidak bisa hanya mengandalkan sekedar sebuah ilmu, jika hanya ilmu yang di kedepankan maka prediksi  malaikat itu akan terwujud. Ilmu itu berpotensi merusak dan saling membunuh karena tidak di barengi dengan moral, tapi Cuma moral saja tidak bisa memajukan. Karena, pertanian, tehnologi  tidak bisa dibacakan alif lam mim,  ekonomi  tidak bisa sekedar di bacakan waqiah. Untuk itu di perlukan perpaduan antara ikhtiyar lahiriyah (ilmu) dengan spiritual batiniyah (sufistik )sehingga ilmu yang dipadukan dengan spiritual malaikat jika berada dalam diri seorang muslim untuk beribadah kepada Allah maka manusia mukmin tersebut pangkatnya jauh di banding kawanan malaikat.
            Ayat yang di kemukakan di muka tadi memberi gambaran betapa nabi Musa AS, yang congkak, merasa sebuah nabi yang hebat dan sangat sakti. Lalu dengan caranya sendiri allah SWT. Menegur  “hai musa bahwa di atas langit masih ada langit” dan siapa dia? cari saja di sini dan di sini. Itulah sebabnya nabi Musa sangat terganggu atas jawaban tuhan itu dan sangat ingin memburu siapa orang yang lebih darinya. Maka dengan tegas dia mempersiapkan bersama ajudannya untuk pergi ke tempat bertemunya dua lautan (majmaal bahrain) dengan membawa bekal  secukupnya. Setelah melewati perjalanan begitu panjang dan jauh akhirnya ketemulah dengan hamba allah yang memiliki ilmu langsung dari allah.
            Yang perlu digaris bawahi adalah sesungguhnya ilmu itu harus di buru, kita tidak bisa hanya dengan berpangku tangan seperti halnya nabi musa susah payah dengan untuk menemui sang guru. Sama dengan santri berburu tempat pendidikan yang baik dan seorang guru yang terbaik sebagaimana nabi musa memburu nabi khidir.
            Kita mengetahui bahwa tiga tes yang di ajukan nabi khidir kepada nabi musa dan ketiga-tiganya gagal, nabi musa tidak lulus tetapi meskipun begitu beliau tetap seorang nabi yang luar biasa. Dalam jurnal  Al-qur-an menunjuk khidir yang artinya hijau, karena kesaktian beliau setiap bumi yang dipijaknya menjadi subur, nama asli beliau balya bin malkan, pertanyaannya apakah beliau masih hidup sebgaaimana anggapan semua orang?
            Hal ini memang menjadi kontrofersi dikalangan ulama’ tetapi, Imam ibnu katsir dengan tegasnya  mengatakan bahwa beliau sudah wafat karena hal tersebut mengganggu eksistensi kenabian nabi Muhammad , jadi selama nabi masih eksis tidak ada nabi sebelumnya yang masih hidup, karena beliau penutup para nabi dan rosul.   
            Mudah mudahan kita bisa mendalami ilmu baik ilmu yang muktasaf dan ilmu kasaf dengan cara yang benar sesuai dengan tuntutan Allah. Amin ya rabbal a’lamin…
بَرَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْأنِ الْعَظِيْمِ ,وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّاكُمْ وَبِمَا فِيْهِ مِنَ الْاَيَةِ الْقُرْانِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ,وَتَقَبَّلْ مِنِّي وَاِيَّاكُمْ اِنَّهُ سَمِيْعٌ الْعَالِم وَاسْتَغْفِرُوْا اِنَّهُ هُوَ الْغُفُوْرُ الْرَّحِيْمُ
.Oleh: KH. A. Mustain Syafi’I, M.Ag


0 komentar:

Posting Komentar