Sebelum berbicara banyak tentang
toleransi agama ada baiknya, kita bahas kata “toleransi” itu sendiri, kata
toleransi berasal dari kata toleran yang
artinya bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan,
membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dsb)
yg berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri, sedangkan
dalam bahasa Arab disebut ”tasamuh” artinya kemurahan hati,
saling mengizinkan, saling memudahkan.
Kemudian kata “Islam” berarti damai, selamat,
sejahtera, penyerahan diri, taat dan patuh. Makna tersebut menegaskan bahwa
Islam adalah agama yang mengandung ajaran untuk mewujudkan kedamaian,
keselamatan, dan kesejahteraan hidup umat manusia dan seluruh alam raya. Islam
ialah agama yang diturunkan Allah sejak manusia pertama, yaitu Nabi Adam
AS. Kemudian Allah turunkan secara berkesinambungan kepada para Nabi dan
Rasul-rasul berikutnya. Dengan misi mulia sebagaimana tersebut di atas, maka
Islam merupakan agama rahmat bagi alam semesta.
Islam berfungsi sebagai rahmat bagi sekalian alam yang
mana tidak tergantung pada penerimaan atau penilaian manusia. Wujud rahmat
Allah pada ajaran Islam antara lain adalah: Pertama, Islam membawa
manusia menempuh jalan hidup yang benar. Kedua, Islam memberikan kebebasan
kepada manusia untuk menggunakan potensi yang diberikan Allah secara
bertanggung jawab. Ketiga, Islam menghargai dan menghormati semua manusia
sebagai hamba Allah, baik muslim maupun nonmuslim. Keempat, Islam mengatur
pemanfaatan alam secara baik dan proporsional. Kelima, Islam menghormati
kondisi spesifik individu/ keunikan individu dan memberikan perlakuan yang
spesifik pula.
Ajaran tentang toleransi dalam islam bukanlah
ajaran baru yang dibawa nabi Muhammad Saw, melainkan adalah ajaran yang sudah
sejak lama dipraktekan para nabi terdahulu. Sikap toleransi merupakan wujud
dari prinsip persamaan yang menimbulkan sifat tolong menolong dan sikap
kepedulian sosial di antara sesama warga masyarakat, yang pada gilirannya akan
melahirkan rasa persatuan dan solidaritas sosial yang kuat dalam kehidupan
bermasyarakat.
Dalam konteks toleransi antar-umat
beragama, Islam memiliki konsep yang jelas. “la ikraha fid-din, dan ayat “Bagi kalian agama kalian, dan bagi
kami agama kami” adalah contoh populer dari toleransi dalam Islam.
Selain ayat-ayat itu, banyak ayat lain yang tersebar di berbagai Surah. Juga
sejumlah hadis dan praktik toleransi dalam sejarah Islam. Fakta-fakta historis
itu menunjukkan bahwa masalah toleransi dalam Islam bukanlah konsep asing.
Toleransi adalah bagian integral dari Islam itu sendiri yang detail-detailnya
kemudian dirumuskan oleh para ulama dalam karya-karya tafsir mereka. Kemudian
rumusan-rumusan ini disempurnakan oleh para ulama dengan pengayaan-pengayaan
baru sehingga akhirnya menjadi praktik kesejarahan dalam masyarakat Islam.
Dan toleransi disisni bukan saja terhadap sesama manusia, tetapi
juga terhadap alam semesta, binatang, dan lingkungan hidup. Dengan makna
toleransi yang luas semacam ini, maka toleransi antar-umat beragama dalam Islam
memperoleh perhatian penting dan serius. Apalagi toleransi beragama adalah
masalah yang menyangkut eksistensi keyakinan manusia terhadap Allah. Ia begitu
sensitif, dan mudah membakar konflik sehingga menyedot perhatian besar dari
Islam.
Intinya
toleransi dalam Islam adalah otentik. Artinya tidak asing lagi dan bahkan
mengeksistensi sejak Islam itu ada. Karena sifatnya yang organik, maka
toleransi di dalam Islam hanyalah persoalan implementasi dan komitmen untuk
mempraktikkannya secara konsisten. Namun, toleransi beragama menurut Islam
bukanlah untuk saling melebur dalam keyakinan. Bukan pula untuk saling bertukar
keyakinan di antara kelompok-kelompok agama yang berbeda itu. Toleransi di sini
adalah dalam pengertian mu’amalah (interaksi sosial). Jadi, ada batas-batas
bersama yang boleh dan tak boleh dilanggar. Inilah esensi toleransi di mana
masing-masing pihak untuk mengendalikan diri dan menyediakan ruang untuk saling
menghormati keunikannya masing-masing tanpa merasa terancam keyakinan maupun
hak-haknya. Justru dengan sikap toleran yang amat indah inilah, sejarah
peradaban Islam telah menghasilkan kegemilangan sehingga dicatat dalam tinta
emas oleh sejarah peradaban dunia hingga hari ini dan insyaallah di masadepan.Wallhua’lambissawab
0 komentar:
Posting Komentar